AKUNTANSI KOMPARASI
TUGAS 2.3 AKUNTANSI ASIA (JEPANG, CINA, INDIA)
1.
Jepang
Di
Jepang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menjelaskan gabungan dari berbagai pengaruh dalam negeri dan
internasional. Untuk memahami akuntansi di Jepang, seseorang harus memahami
budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang, karena jepang merupakan masyarakat tradisional dengan budaya dan
agama yang kuat.
Di
Jepang perusahaan – perusahaan saling memiliki ekuitas saham satu sama lain.
Investasi yang saling berkaitan ini menghasilkan konglomerasi industry yang
meraksasa yang disebut sebagai keiretsu. Modal usaha keiretsu ini sedang dalam
perubahan seiring dengan reformasi structural yang dilakukan Jepang untuk
mengatasi stagnasi ekonomi. Pada akhir tahun 1990-an untuk membuat kesehatan
ekonomi perusahaan – perusahaan Jepang menjadi semakin transparan dan membawa
Jepang lebih dekat dengan standar internasional.
Pemerintah
nasional berperan besar terhadap
akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga UU : Hukum
Komersil, UU Pasar Modal dan UU Pajak Penghasilan. Hukum ini disebut sebagai “
sistem hukum segitiga”.
Penetapan
standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 dengan di bentuknya
Badan Standar Akuntansi
Jepang(Accounting Standards Board of Japan- ASBJ) dan
lembaga pengawas yang
terkait dengannya yang dikenal dengan Lembaga Standar Akuntansi
Keuangan(Financial Accounting Standards Foundation-FASF). ASBC mempunyai
tanggung jawab untuk mengembangkan standar akuntansi sedangkan FASF memiliki tanggung jawab untuk
pendanaan. Pembukuan dan laporan keuangan Jepang menggambarkan adanya percampuran dari
pengaruh domestik dan internasional.
Laporan
keuangan di Jepang :
1.
Neraca
2.
Laporan
laba rugi
3.
Laporan
atas perubahan ekuitas pemegang saham
4.
Laporan
bisnis
5.
Jadwal
terkait
Hukum Komersial mewajibkan
perusahaan – perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi.
1.
Akun perusahaan
secara terpisah merupakan
dasar bagi laporan
konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk
keduanya.
2.
Anak
perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak
langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.
3.
Goodwill diukur
menurut dasar nilai
wajar aktiva bersih
yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun.
4.
Metode
ekuitas digunakan untuk investasi pada perusahaan afiliasi ketika induk dan
anak perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan keuangan dan
operasionalnya.
5.
Persediaan
dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, namun biaya
yang paling banyak digunakan.
6.
Biaya
penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya.
2.
Cina
Cina
memiliki ¼ populasi di dunia, dan reformasi orientasi pasarnya membantu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Akuntansi di Cina memiliki sejarah
yang panjang. Berfungsi dalam peran pemeliharaan yang bisa terkuak mulai abad
2200 SM.
Karakteristik
utama akuntansi di Cina saat ini berasal dari pendirian RRC pada tahun 1949.
Cina menerapkan prinsip-prinsip Marxisme dan pola-pola yang dianut Uni
Soviet. Reformasi ekonomi yang dilakukan
akhir-akhir ini mencakup privatisasi termasuk pengalihan perusahaan milik
Negara menjadi perusahaan perseroan yagn mengeluarkan saham. Pada tahun 1992,
Kementrian Keuangan mengeluarkan Standar Akuntansi untuk Perusahaan Bisnis (
Accounting Standar for Business Enterprises – ASBE ), suatu kerangka dasar
konseptual yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar akuntansi yang
baru. Efektif per tanggal 1 Juli 1993, ASBE merupakan sebuah peristiwa besar
dalam upaya Cina untuk menuju sebuah perekonomian pasar. Motif untuk
menerbitkan ASBE adalah untuk menghamornisasikan praktik akuntansi domestik. ASBE terdiri dari sejumlah bab yang meliputi
prinsip-prinsip dasar, elemen-elemen laporan keuangan, prinsip pengakuan, dan
ketentuan mengenai pelaporan dan pengungkapan keuangan. Komite Standar Akuntansi Cina (China
Accounting Standards Committee–CASC) didirikan pada tahun 1998 sebagai badan
berwenang dibawah Kementerian keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan standar akuntansi.
Laporan
keuangan di negara Cina:
1.
Neraca
2.
Laporan
laba rugi
3.
Laporan
arus kas
4.
Laporan
perubahan ekuitas
5.
Catatan
Metode penilaian
wajib digunakan untuk mencatat penggabungan usaha dan goodwiil harus
dihapusbukukan selama tidak lebih dari 10 tahun. Metode ekuitas digunakan jika
kepemilikan terhadap perusahaan lain lebih 20%. Biaya historis merupakan dasar
untuk menilai aktiva berwujud, FIFO, rata-rata, dan LIFO merupakan metode
penentuan biaya (persediaan) yang diperbolehkan. Aktiva tidak berwujud
dicataberdasarkan harga perilehannya dan diamortisasi selama tidak lebih dari
10 tahun. Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan langsung.
3.
India
India memliki 15% dari populasi
dunia, negara dengan populasi terbesar kedua setelah Cina. India juga merupakan
salah satu negara dengan etnik paling berbeda di dunia. Sebelum pemerintahan
Inggris menguasai di India , India diperintah oleh kerajaan independen, yang
paling terkenal adalah Mughal Empire . Prinsip ekonomi yang digunakan masih
sederhana dan berpijak pada aturan kekaisaran. Pendapatan bagi kerajaan
diekstraksi terutama dari sektor pertanian dalam bentuk pajak tanah dan dinilai
sebagai ” pangsa tetap ” dari produk tersebut. Hal ini berlaku sampai Inggris
muncul pada abad ke-17 dan melakukan reorganisasi seluruh sistem ekonomi yang
ada. Berdasarkan periodisasi zaman diatas, dengan menekankan pada Zaman
penjajahan dan kemerdekaan, Perkembangan akuntansi India lebih dekat dengan
akuntansi eropa atau lebih tepatnya Inggris.
Sumber utama standar Akuntansi
Keuangan di India adalah undang-undang perusahaan dan profesi akuntansi. Th
1949 dibentuk Institute of Chartered Accountans of India, yang bertanggung
jawab mengambangkan standar akuntansi keuangan India. Th 2006, pemerintah
mengumumkan untuk memperkenalkan peraturan baru, yaitu IFRS, dan institusi
akuntansi menanggapi kemungkinan tersebut dengan mempelajari penerapan IFRS
seacara utuh di India.
Karena yang diterapkan di India
berasal dari Inggris, standar akuntansinya memusatkan pada kebutuhan informasi
daripara investor. Pada tahun 1949, ICAI (Institute of Chartered Accountants in
India) dibentuk sebagai organisasi nasional dari akuntan yang telah terdaftar
di India. Kemudian ASB (Accounting Standard Board) didirikan untuk merumuskan
standard akuntansi untuk membantu dewan ICAI dalam menciptakan dan merubah
standar akuntansi di India.
Laporan keuangan di negara India:
1.
Neraca
dua tahun
2.
Laporan
laba-rugi
3.
Laporan
arus kas
4.
Kebijakan
akuntansi dan catatan.
Anak perusahaan
digabungkan ketika induk perusahaan memiliki saham lebih dari setengah
kemampuan voting atau mengontrol pengaturan komposisi dewan direktur.
Sumber
: