Monday, November 16, 2015

Resensi Novel Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

Annisa Zahra
21213168
3EB24
Karangan Semi Ilmiah


                                                    RESENSI NOVEL

IDENTITAS BUKU
Judul Buku                           :              Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis                                  :              Pidi Baiq
Penerbit                                :              DAR! Mizan
Genre                                   :               Fiksi
Jumlah Halaman                  :               332 halaman
Tahun terbit                          :               2014
ISBN                                     :               9786027870413

 “Milea kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.”
(Dilan 1990)
 “Milea jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu., nanti besoknya, orang itu akan hilang.” (Dilan 1990)
 “Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli. “ (Milea 1990)
Novel ini menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Milea yang menceritakan kisah hidupnya saat dia sedang menginjak bangku SMA di salah satu SMA di kota Bandung. Saat malam hari menunggu suaminya pulang ia menulis kisahnya yang sangat membuat iri para remaja-remaja yang membacanya. Ah begitu indah kisah Milea dengan Dilan pada tahun 1990. Dilan adalah laki-laki yang menyukai Milea pada pandangan pertama saat Milea pindah sekolah dari Jakarta ke Bandung yang merupakan sekolah Dilan. Berbagai cara unik dilakukan Dilan untuk mendekati Milea yang caranya sangat berbeda apabila dibandingkan dengan laki-laki lain. Milea yang merupakan anak baru di sekolah Dilan awalnya merasa aneh terhadap Dilan, tetapi seiring berjalannya waktu Milea jatuh cinta!
Bahasa yang digunakan Pidi Baiq dalam buku ini adalah bahasa yang sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari  sehingga  mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dapat mudah dipahami oleh pembaca. Bahasa yang sangat ringan, santai, dan mengundang tawa adalah salah satu kelebihan dalam novel ini. Pemilihan kata yang sangat tepat yang dapat membawa suasana pembaca ikut ke dalam cerita sehingga merasa iri dengan kisah Dilan dan Milea. Kalimat-kalimat langsung dari tokoh dalam cerita juga sangat menarik pembaca karena kalimat yang digunakan sangat sesuai dengan pembawaan masing-masing tokoh seperti Dilan yang wataknya romantis dan humoris. Setiap Dilan merayu Milea pasti terkandung unsur humoris yang dapat membuat pembaca tersenyum seperti:

"Bismillahirrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada: Hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu."
"SELAMAT ULANG TAHUN, MILEA. INI HADIAH UNTUKMU, CUMA TTS. TAPI SUDAH KUISI SEMUA. AKU SAYANG KAMU. AKU TIDAK MAU KAMU PUSING KARENA HARUS MENGISINYA. DILAN!"

Kelebihan dari novel ini adalah penulis dapat membuat iri pembaca dengan romantisme antara Dilan dan Milea semasa SMA dan ikut masuk ke dalam cerita dengan mudah. Alur dalam cerita ini menggunakan alur campuran dimana Milea yang sudah menikah menceritakan masa lalunya bersama Dilan pada tahun 1990 yang sangatlah indah, sebagaimana dua anak remaja yang saling jatuh cinta seakan-akan dunia milik berdua. Lalu penulis menceritakan lagi tentang Milea yang menerima pesan singkat dari suaminya yang mengatakan akan pulang telat dan Milea menceritakan lagi kisahnya bersama Dilan. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama dimana Milea menjadi si aku dalam cerita. Dengan sudut pandang tersebut dapat membuat pembaca sangat paham dengan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Kelemahan dari novel ini adalah sosok tokoh Milea di dalam cerita yang masih memiliki pacar tetapi sudah mulai jatuh cinta kepada Dilan. Sehingga membuat saya tidak tertarik pada Milea awalnya karena bagaimanapun Milea sudah memiliki hubungan dengan seseorang. Di cerita juga tidak diceritakan secara detail suami dari Milea. Banyak tokoh yang tidak dideskripsikan secara detail tentang fisik tokoh maupun karakter di dalam cerita ini.
Intinya novel ini sangat membuat penasaran dengan tokoh Dilan yang romantis, humoris, dan bandel tetapi sangat mencintai seorang wanita yang bernama Milea. Berbagai masalah, kesenangan, dan kesedihan yang dilalui oleh Dilan dan Milea sebagai sepasang kekasih. Cara unik Dilan dalam menaklukan hati seorang wanita yang membuat para pembaca mengidolakan sosok Dilan dalam cerita ini untuk di kehidupan nyata. Novel ini dapat membuat pembaca khususnya kaum wanita mengharapkan seorang laki-laki seperti Dilan.

Tugas Bahasa Indonesia 2 (Materi)

Annisa Zahra
21213168
3EB24


A.      PENGERTIAN KARANGAN
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Berdasarkan tujuannnya, jenis karangan dibagi dalam jenis-jenis berikut ini:
1.       Karangan narasi: Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi :
a.       Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b.      Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c.       Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d.      Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
2.       Karangan deskripsi: Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi :
a.       Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b.      Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan.
c.       Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d.      Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, Tentukan tujuan, Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan, dan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
3.       Karangan eksposisi: Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi :
a.       Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c.       Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d.      Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.      Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema, Menetapkan tujuan, Mengumpulkan data dari berbagai sumber, Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih ,dan Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
4.       Karangan argumentasi: Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi :
a.       Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b.      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c.       Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d.      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
e.      Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Langkah menyusun argumentasi : Menentukan topik/ tema, Menetapkan tujuan, Mengumpulkan data dari berbagai sumber, Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
5.       Karangan persuasi: Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.
Langkah menyusun persuasi: Menentukan topik/ tema, Merumuskan tujuan, Mengumpulkan data dari berbagai sumber, Menyusun kerangka karangan, dan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

B.      MACAM, SIFAT DAN BENTUK KARANGAN

1.       Macam – macam Karangan Ilmiah
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :
– Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
– Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
– Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
– Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
– Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
– Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.



2.       Sifat Karangan
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis.
Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2. Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
3. Bentuk Karangan
a. Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
– Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
– Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
– Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
– Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
– Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
– Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
– Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
– Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
– Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
– Memperoleh kepuasan intelektual;
– Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
– Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

b. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
– Dongeng
– Cerpen
– Novel
– Drama
– Roman
c. Karangan Semi Ilmiah (Populer)
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
C.      CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua
d. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1. Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
2. Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
7. Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap lengkapnya.

D.      CIRI-CIRI KARANGAN NON ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
•Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
•Fakta yang disimpulkan subyektif.
•Gaya bahasa konotatif dan populer.
•Tidak memuat hipotesis.
•Penyajian dibarengi dengan sejarah.
•Bersifat imajinatif.
•Situasi didramatisir.
•Bersifat persuasif.
•Tanpa dukungan bukti.

E.       CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH POPULER
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
•Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
•Fakta yang disimpulkan subjektif
•Gaya bahasa formal dan popular;
•Mementingkan diri penulis;
•Melebih-lebihkan sesuatu;
•Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

Sumber :