Annisa Zahra
21213168
3EB24
A.
PENGERTIAN KARANGAN
Karangan
adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam
satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil
pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Berdasarkan
tujuannnya, jenis karangan dibagi dalam jenis-jenis berikut ini:
1.
Karangan narasi: Karangan narasi adalah karangan
yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca
seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi :
a.
Menyajikan
serangkaian berita atau peristiwa
b.
Disajikan
dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c.
Menampilkan
pelaku peristiwa atau kejadian
d.
Latar
(setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Pola narasi secara sederhana:
awal – tengah – akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu
memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat
mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu
konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul
dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita
yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang
menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya
sendiri.
2.
Karangan deskripsi: Karangan deskripsi adalah
karangan yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa
seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi :
a.
Melukiskan
atau menggambarkan suatu objek tertentu
b.
Bertujuan
untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang
dideskripsikan.
c.
Sifat
penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat
berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d.
Penulisannya
dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis
(subjektif), atau sikap penulis
Langkah menyusun deskripsi:
Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, Tentukan tujuan, Tentukan
aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan, dan Susunlah
aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu,
atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
3.
Karangan eksposisi: Karangan eksposisi adalah
karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dan pengetahuan
dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas
pemaparan.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi :
a.
Menjelaskan
informasi agar pembaca mengetahuinya
b.
Menyatakan
sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c.
Tidak
terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d.
Menunjukkan
analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.
Menunjukkan
sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
Langkah menyusun eksposisi:
Menentukan topik/ tema, Menetapkan tujuan, Mengumpulkan data dari berbagai
sumber, Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih ,dan Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksposisi.
4.
Karangan argumentasi: Karangan argumentasi
adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga
pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang
meyakinkan.
Ciri-ciri/karakteristik karangan
Argumentasi :
a.
Berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu
diakui oleh pembaca
b.
Pembuktian
dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c.
Dalam
argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d.
Dalam
membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas
e.
Dalam
membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam
pola pembuktian
Langkah menyusun argumentasi :
Menentukan topik/ tema, Menetapkan tujuan, Mengumpulkan data dari berbagai
sumber, Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan Mengembangkan
kerangka menjadi karangan argumentasi
5.
Karangan persuasi: Karangan persuasi adalah
karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan
data sebagai penunjang.
Langkah menyusun persuasi: Menentukan
topik/ tema, Merumuskan tujuan, Mengumpulkan data dari berbagai sumber, Menyusun
kerangka karangan, dan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan
persuasi
B.
MACAM, SIFAT DAN BENTUK KARANGAN
1.
Macam – macam Karangan Ilmiah
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :
– Laporan
penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan
penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi
arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
– Skripsi.
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
– Tesis.
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
– Disertasi.
Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
– Surat
pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan
ilmiah.
– Laporan
kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
2. Sifat
Karangan
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa
aspek.
1. Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
3. Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas,
terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli
bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan
ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang
membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan
semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari.
Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian
istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan
dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah
agak longgar meskipun tetap sistematis.
Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris)
yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah
yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah
laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah
antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah
adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan
naskah drama. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya,
tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan
fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga
formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1. Emotif :
merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi
2. Persuasif :
merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif
: merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik
adakalanya tanpa dukungan bukti.
3. Bentuk
Karangan
a. Karangan
ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan
tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya
kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan
informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan
karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir).
Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan
cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan
terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan
yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa
sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
– Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
– Menumbuhkan
etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
– Karya ilmiah
yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan
antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
– Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
– Melatih
keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat
penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
– Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
– Melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
– Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan;
– Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
– Memperoleh
kepuasan intelektual;
– Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan;
– Sebagai
bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
b. Karangan
Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif,
tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular
atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
– Dongeng
– Cerpen
– Novel
– Drama
– Roman
c. Karangan
Semi Ilmiah (Populer)
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan
formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal
tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena
sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya
digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
C.
CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH
Dalam karya
ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur
Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian
awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian
awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian
gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen
dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap
Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk
pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua
d. Penggunaan
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri,
antara lain:
1. Kejelasan.
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat
dan jernih.
2. Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan.
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4.
Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5.
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau
kehilafan betapapun kecilnya.
6.
Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang
memperlihatkan kesinambungan.
7. Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap lengkapnya.
D.
CIRI-CIRI KARANGAN NON ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif,
tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular
atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
•Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
•Fakta yang disimpulkan subyektif.
•Gaya bahasa konotatif dan populer.
•Tidak memuat hipotesis.
•Penyajian dibarengi dengan sejarah.
•Bersifat imajinatif.
•Situasi didramatisir.
•Bersifat persuasif.
•Tanpa dukungan bukti.
E.
CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH POPULER
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan
fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan
bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan
fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak
semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari
karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak
digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan
cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
•Ditulis
berdasarkan fakta pribadi;
•Fakta yang
disimpulkan subjektif
•Gaya bahasa
formal dan popular;
•Mementingkan
diri penulis;
•Melebih-lebihkan
sesuatu;
•Usulan-usulan
bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan
semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku.
Resensi buku adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik
objektif terhadap sebuah buku.
Sumber :